Ivoknews.com - Presiden terpilih Prabowo Subianto kembali melontarkan pernyataan yang memancing perhatian publik. Dalam salah satu pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa kritik adalah bagian penting dari demokrasi, bahkan jika kritik tersebut terasa menyesakkan bagi pemerintah.
“Kita berbeda-beda boleh tapi satu tujuan kita. Silakan yang berada di luar pemerintah tidak ada masalah. Terima kasih. Kita butuh koreksi, kita butuh pengawasan, kita butuh kritik walaupun kadang kritik itu menyesakkan juga ya. Tapi tidak ada masalah, jangan berhenti kritik,” ujar Prabowo dengan nada tegas.
Pernyataan ini seolah ingin menegaskan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinannya tidak akan alergi terhadap suara oposisi maupun masyarakat sipil. Namun, publik tetap mempertanyakan: apakah kritik benar-benar akan diterima lapang dada, atau sekadar manis di bibir tetapi getir di lapangan?
Bukan sekali dua kali, ruang kritik di Indonesia kerap dinilai menyempit. Mulai dari aktivis yang ditangkap karena dianggap "mengganggu stabilitas," hingga warganet yang dijerat UU ITE karena komentar di media sosial. Maka, pernyataan Prabowo ini terdengar bak sebuah undangan terbuka—yang dalam praktiknya masih menyisakan tanda tanya besar.
Meski begitu, ucapannya ini memberi sinyal politik penting: bahwa kritik tidak boleh berhenti. Justru, ketika pemerintah merasa “menyesakkan” karena kritik, di situlah demokrasi sedang bekerja.
Kini, publik menunggu bukti. Apakah kritik benar-benar akan dirangkul sebagai vitamin, atau tetap dipandang sebagai racun? Jika benar pemerintah butuh kritik, maka rakyat pun tentu siap mengingatkan, tanpa perlu takut dicap musuh negara.
Artikel Terkait
Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dahsyat, Kolom Abu Capai 10.000 Meter dan Langit Sekitar Memerah
Emas vs Bitcoin: Duel Safe Haven di Era Digital, Siapa yang Lebih Tangguh?
Viral! Resto Mendadak Hening Diduga Takut Bayar Royalti Musik, Pengunjung: Serasa Hidup di Tahun 70-an
Dijadwalkan Tes DNA Kasus Lisa Mariana vs Ridwan Kamil, Pengacara: Saatnya Pembuktian!
Menyelami Filosofi Avicenna Tentang Mental Jiwa yang Kuat untuk Menghidupkan Kecerdasan
Angka Cerai dan PMI Perempuan tertinggi di jateng: Perempuan Cilacap Pilih Jadi Janda Mandiri daripada Istri laki-laki Mokondo
Cirebon Naikkan PBB Nyaris 1000%, Pati 250% Saja Sudah Geger Geden—Netizen Serukan Pati Part 2
Ibnu Khaldun Sudah Ingatkan 600 Tahun Lalu! Pajak Tinggi Bikin Negara Runtuh, PBB Naik Ugal-Ugalan Kas Tetap Kosong
Prabowo Ingatkan: Indonesia Bisa Jatuh Jadi Negara Gagal dan Merugi Gara-Gara Ini!
Pajak Haram Sebagian Ulama Membolehkan, Sri Mulyani Samakan dengan Zakat, Rakyat Bayar, Pejabat Foya-Foya — Gimana Tidak Sakit Hati?