Ivoknews.com - Bayangkan tubuh manusia yang terus-menerus kehilangan darah. Setetes demi setetes, lama-lama habis. Apa jadinya? Mati.
Itulah perumpamaan yang dilontarkan Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR dan DPR RI.
Dengan nada tegas, Prabowo mengingatkan bahwa Indonesia bisa terjerumus menjadi failed state alias negara gagal, jika kebocoran kekayaan bangsa ini terus dibiarkan.
“Kita menghadapi realita, terjadi kebocoran kekayaan negara kita dalam skala yang sangat besar. Kalau ini terus dibiarkan, kita berpotensi menjadi negara gagal,” tegasnya.
???? Darah Bangsa yang Mengalir ke Luar Negeri
Prabowo menyebut kondisi ini sebagai net outflow of national wealth—arus kekayaan yang deras meninggalkan negeri ini, tapi tidak kembali.
Data yang ia paparkan bikin terenyuh. Sejak 1997 hingga 2014, nilai ekspor Indonesia mencapai 1,9 triliun dolar AS. Tapi jangan senang dulu, karena angka ini diperkirakan meleset 20–40 persen akibat manipulasi pembukuan ekspor. Kebocoran saja di tahun 2016 mencapai Rp 540 triliun!
Belum cukup sampai situ, ada Rp 11.400 triliun uang milik pengusaha dan perusahaan Indonesia yang justru parkir di luar negeri. Bandingkan dengan APBN kita sekarang—jumlah itu lima kali lipat lebih besar!
???? Ironi Negeri Kaya, Rakyat Masih Tertinggal
Indonesia punya segalanya: emas, batu bara, nikel, sawit, hingga laut yang luas. Tapi ironinya, keuntungan besar justru lari ke perusahaan asing yang menjual hasil alam kita, menggunakan jalan kita, pelabuhan kita, bahkan keringat rakyat kita. Begitu dapat untung? Disimpan di rekening luar negeri.
Miris, bangsa ini hanya jadi penonton di tanah sendiri. Kita yang punya, tapi kita yang paling sedikit menikmati.
⚔️ Prabowo: Saya Harus Ambil Langkah, Meski Sulit
Prabowo menegaskan, masalah kebocoran kekayaan negara adalah PR paling mendesak yang harus diselesaikan. Tanpa itu, apapun yang kita bangun hanya akan memperkaya bangsa lain.
“Saya harus mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan kekayaan negara agar bisa digunakan untuk kepentingan bangsa kita hari ini, esok, dan untuk generasi mendatang,” katanya.
Langkah itu, menurutnya, mungkin akan sulit, bahkan tidak populer. Tapi demi menyelamatkan darah bangsa ini, Prabowo merasa tidak ada pilihan lain.
???? Pertanyaan untuk Kita Semua
Kalau benar Indonesia sedang berdarah, siapa yang akan menutup lukanya kalau bukan kita sendiri?
Apakah kita akan diam, menonton kekayaan kita terus mengalir keluar negeri, lalu tiba-tiba sadar ketika semua sudah terlambat?
Pidato Prabowo ini bukan sekadar peringatan, tapi alarm keras. Alarm yang mengingatkan kita: Indonesia tidak boleh gagal. Karena kalau negeri ini jatuh, yang hancur bukan hanya pemerintah, tapi masa depan anak cucu kita.
Artikel Terkait
Deddy Corbuzier Puji Prabowo soal Abolisi untuk Tom Lembong: "Anda Adalah Seorang Presiden"
DJ Panda Tulis Pesan Cinta untuk Bayi Erika Carlina, Netizen Terharu Meski Hubungan Masih Misteri
Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dahsyat, Kolom Abu Capai 10.000 Meter dan Langit Sekitar Memerah
Emas vs Bitcoin: Duel Safe Haven di Era Digital, Siapa yang Lebih Tangguh?
Viral! Resto Mendadak Hening Diduga Takut Bayar Royalti Musik, Pengunjung: Serasa Hidup di Tahun 70-an
Dijadwalkan Tes DNA Kasus Lisa Mariana vs Ridwan Kamil, Pengacara: Saatnya Pembuktian!
Menyelami Filosofi Avicenna Tentang Mental Jiwa yang Kuat untuk Menghidupkan Kecerdasan
Angka Cerai dan PMI Perempuan tertinggi di jateng: Perempuan Cilacap Pilih Jadi Janda Mandiri daripada Istri laki-laki Mokondo
Cirebon Naikkan PBB Nyaris 1000%, Pati 250% Saja Sudah Geger Geden—Netizen Serukan Pati Part 2
Ibnu Khaldun Sudah Ingatkan 600 Tahun Lalu! Pajak Tinggi Bikin Negara Runtuh, PBB Naik Ugal-Ugalan Kas Tetap Kosong