Penulis: Alis Lisnawati, Mahasiswa (07PPKE002)
Dosen Pengampu: Setiawati S.pd.,M.H
Mata Kuliah: Pengalaman Nilai-nilai Pancasila
Ivoknews.com - Di era modern yang didominasi oleh teknologi, dunia pendidikan tidak bisa melepaskan diri dari gelombang digitalisasi.
Transformasi ini telah mengubah cara belajar dan mengajar, khususnya bagi Generasi Z, yaitu generasi yang lahir dan tumbuh bersama internet, smartphone, serta media sosial.
Proses belajar mereka kini meluas di luar batas ruang kelas fisik. Namun, muncul pertanyaan krusial: apakah digitalisasi pendidikan ini merupakan peluang besar atau justru ancaman serius bagi kualitas pembelajaran generasi ini?
Peluang Tanpa Batas di Ujung Jari
Digitalisasi pendidikan membawa segudang manfaat positif yang sangat relevan dengan karakteristik Generasi Z. Alis Lisnawati, seorang mahasiswa dari kelas 07PPKE002, dalam tugas mata kuliah Pengalaman Nilai-nilai Pancasila, menyoroti bahwa teknologi memungkinkan akses informasi dan sumber belajar tanpa batasan waktu dan tempat.
"Platform seperti Google Classroom, YouTube Edu, atau aplikasi belajar interaktif membuat pembelajaran lebih menarik dan efisien," ujar Alis. "Generasi Z yang terbiasa dengan kecepatan dan fleksibilitas teknologi dapat belajar sesuai gaya dan ritme mereka sendiri."
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa peningkatan kemampuan literasi digital adalah hasil langsung dari transformasi ini. Literasi digital membentuk pribadi yang adaptif terhadap perkembangan zaman dan siap bersaing di dunia kerja yang menuntut keterampilan digital tinggi.
Menurunnya Fokus dan Kesenjangan Akses
Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, digitalisasi juga menyembunyikan tantangan serius.
"Terlalu banyaknya akses informasi kadang membuat siswa sulit memilah mana yang benar dan relevan," jelas Alis.
Selain itu, ketergantungan pada gadget berpotensi menurunkan fokus belajar dan memicu perilaku konsumtif terhadap konten hiburan, mengalahkan konten edukatif.
Isu yang tak kalah penting adalah kesenjangan digital. Alis menyoroti bahwa tidak semua daerah memiliki akses internet yang memadai, sehingga digitalisasi berisiko memperlebar kesenjangan pendidikan antara pelajar di kota dan di daerah terpencil.
Ancaman terhadap Karakter dan Interaksi Sosial
Salah satu poin kritis yang diangkat adalah dampak terhadap interaksi sosial dan pembentukan karakter. Pembelajaran digital yang terlalu individual dapat mengurangi rasa empati, kemampuan kerja sama, dan kedisiplinan.
Artikel Terkait
Purbaya ‘Semprot’ Kebijakan Cukai Rokok: Disebut Aneh, Tanpa Arah, dan Picu Ancaman PHK Massal di Industri Tembakau
Dari Denting Gong ke Semangat Pelajar NU: Konfercab IPNU-IPPNU Cilacap 2025 Resmi Dibuka
DPR Desak Sekolah Terlibat dalam Program Makan Bergizi Gratis untuk Tingkatkan Kualitas dan Serapan Anggaran
Gelombang Aksi Buruh di Senayan: Desak Pengesahan UU Ketenagakerjaan dan Tagih Janji Presiden
Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Langkah Besar Menuju Transformasi 2025-2045
Sein Kanan Belok Kiri: Buku Baru Telson Hardani, Alarm Keras untuk Keselamatan Pengendara Motor Indonesia
PDKN Cabang Semarang Raya Sukses Gelar Webinar Nasional 2025: Membangun Generasi Emas Indonesia
Tjilatjap International Film Festival: Bukan Sekadar Nonton Film, Cilacap Jadi Laboratorium Kreatif Global!
Tiga Srikandi Basarnas Cilacap: Perempuan-Perempuan yang Tak Pulang Sebelum Semua Korban Longsor Ditemukan
VIRAL! NIKAHAN GEN Z PALING PECAH: RESEPSI CUMA DI WARKOP, BUDGET CUMA RP 10 JUTAAN?