"Pendidikan tidak hanya soal pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter," tegas Alis. Ia memperingatkan, "Jika tidak diimbangi dengan bimbingan guru dan kontrol diri, Generasi Z berisiko menjadi generasi yang cerdas secara teknologi tetapi miskin nilai moral dan sosial."
Keseimbangan adalah Kunci
Menanggapi dilema ini, Alis Lisnawati menyimpulkan bahwa digitalisasi pendidikan seharusnya tidak dipandang sebagai ancaman, melainkan tantangan untuk beradaptasi secara bijak.
"Pemerintah, pendidik, dan mahasiswa perlu bekerja sama menciptakan ekosistem pembelajaran digital yang seimbang antara teknologi, etika, dan nilai kemanusiaan," sarannya. Ia menekankan bahwa teknologi harus menjadi alat bantu, bukan pengganti peran guru atau proses interaksi manusiawi dalam pendidikan.
Pada akhirnya, digitalisasi dapat menjadi peluang emas bagi Generasi Z, asalkan dimanfaatkan bukan hanya untuk mempermudah belajar, tetapi juga untuk menumbuhkan kreativitas, tanggung jawab, dan karakter yang kuat di tengah derasnya arus informasi digital.***
Artikel Terkait
Purbaya ‘Semprot’ Kebijakan Cukai Rokok: Disebut Aneh, Tanpa Arah, dan Picu Ancaman PHK Massal di Industri Tembakau
Dari Denting Gong ke Semangat Pelajar NU: Konfercab IPNU-IPPNU Cilacap 2025 Resmi Dibuka
DPR Desak Sekolah Terlibat dalam Program Makan Bergizi Gratis untuk Tingkatkan Kualitas dan Serapan Anggaran
Gelombang Aksi Buruh di Senayan: Desak Pengesahan UU Ketenagakerjaan dan Tagih Janji Presiden
Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Langkah Besar Menuju Transformasi 2025-2045
Sein Kanan Belok Kiri: Buku Baru Telson Hardani, Alarm Keras untuk Keselamatan Pengendara Motor Indonesia
PDKN Cabang Semarang Raya Sukses Gelar Webinar Nasional 2025: Membangun Generasi Emas Indonesia
Tjilatjap International Film Festival: Bukan Sekadar Nonton Film, Cilacap Jadi Laboratorium Kreatif Global!
Tiga Srikandi Basarnas Cilacap: Perempuan-Perempuan yang Tak Pulang Sebelum Semua Korban Longsor Ditemukan
VIRAL! NIKAHAN GEN Z PALING PECAH: RESEPSI CUMA DI WARKOP, BUDGET CUMA RP 10 JUTAAN?