Sejarah Indonesia ada yang disembunyikan? Faktanya apa saja?

Ivoknews.com - Keterbukaan informasi yang dirasakan saat ini berbagai fakta sejarah yang berusaha untuk disembunyikan. fakta-fakta sejarah di Indonesia yang berusaha untuk disembunyikan.

Pahlawan dari kiri adalah sebutan bagi dua tokoh komunis pahlawan ini yaitu alimin dan tan malaka. Sejak remaja keduanya aktif dalam pergerakan nasional, alimin pernah menjadi anggota budi utomo dan syarikat islam. Setelah berpisah dengan syarikat islam, alimin bersama-sama dengan semaun dan darsono mendirikan perserikatan komunis di hindia dan berganti menjadi Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Alimin adalah pemimpin dalam organisasi tersebut, sementara tan malaka pada tahun 1921 diangkat menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia menggantikan semaun. Kedua tokoh komunis ini sama-sama pernah menjadi buronan pemerintahan kolonial Belanda sehingga mereka lebih memilih berjuang dari luar negeri berpindah dari satu negara ke negara lainnya.

Penjelasan tentang alimin dan tan malaka sesuai dengan yang dikutip ivoknews.com dari kanal youtube @maknamasa pada hari senin, 14 November 2022.

Tan malaka dan alimin diangkat pada masa Presiden Soekarno, soekarno mengangkat 2 tokoh komunis diantara 33 pahlawan nasional yang ditetapkannya berdasarkan kepentingan strategis jangka pendek yaitu sebagai wakil dari ideologi yang sedang disatukannya yaitu nasionalis agamis komunis (NASAKOM).

Menurut Rosihan Anwar dalam sejarah kecil, Departemen Sosial sebagai lembaga yang menyelenggarakan sebagai seleksi pahlawan nasional pernah mengajukan kepada Presiden Soeharto agar mencabut gelar pahlawan nasional Tan Malaka dan alimin. Soeharto menyatakan bahwa pemberian gelar itu telah dilakukan oleh presiden Soekarno dan tidak bisa dibatalkan.

Gelar pahlawan nasional itu tidak pernah dicabut tetapi peran alimin dan tan malaka dihapuskan dalam pelajaran sejarah yang diajarkan disekolah. Terlebih bagi tan malaka yang meski tidak pernah terlibat pemberontakan apapun namanya menjadi of the record dalam sejarah orde baru.***