Ivoknews.com - Dalam khazanah kearifan lokal Jawa, Primbon menjadi panduan tak lekang oleh waktu yang kaya akan makna.
Ia menawarkan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk karakteristik dan perjalanan nasib seseorang melalui weton.
Weton merupakan perpaduan unik antara hari kelahiran (Minggu, Senin, dst.) dan pasaran (Pon, Legi, Pahing, Wage, Kliwon).
Kali ini, kita akan menyelami lebih dalam weton Minggu Pon dan menelisik pertanyaan yang sering mengemuka: apakah weton ini memiliki hari apes atau hari buruk menurut ramalan Primbon Jawa?
Untuk memulai penelusuran ini, langkah pertama yang mutlak adalah menghitung neptu weton Minggu Pon. Berdasarkan rumus yang telah diberikan:
-
Neptu Hari Minggu: 5
-
Neptu Pasaran Pon: 7
Maka, jika kita menjumlahkannya, neptu weton Minggu Pon adalah 5 + 7 = 12.
Angka neptu 12 inilah yang akan menjadi kunci kita untuk menelusuri potensi hari apes melalui konsep pancasuda. Pancasuda adalah sistem lima tingkatan keberuntungan yang diidentifikasi dari sisa pembagian neptu weton dengan angka 5.
Mari kita terapkan pada neptu 12. Jika 12 dibagi 5, hasilnya adalah 2 dengan sisa 2. Menurut pancasuda, sisa 2 ini jatuh pada kategori Lungguh. Kategori Lungguh berarti dihormati, disegani, dan ditinggikan derajatnya. Ini adalah kategori yang positif, mengindikasikan keberuntungan dalam hal kehormatan dan kedudukan sosial.
Memahami Konsep Hari Apes dalam Primbon: Sebuah Perspektif Kewaspadaan yang Bijaksana
Melihat hasil pancasuda untuk weton Minggu Pon yang jatuh pada kategori Lungguh, secara umum weton ini tidak serta-merta diidentifikasi memiliki kecenderungan kuat terhadap hari apes dalam konteks pancasuda itu sendiri (yaitu Lara atau Pati). Kategori Lungguh justru menunjukkan potensi keberuntungan dalam hal kedudukan dan penghargaan.
Namun, penting untuk memahami bahwa konsep hari apes dalam Primbon Jawa jauh lebih kompleks daripada sekadar hasil pancasuda tunggal. Hari apes seringkali diartikan sebagai periode waktu di mana energi alam cenderung kurang mendukung atau berpotensi memunculkan tantangan, bukan sebagai hari yang pasti membawa kesialan mutlak. Pemahaman ini bertujuan agar kita lebih waspada, berhati-hati, dan mampu mengambil langkah yang lebih bijaksana dalam menghadapi berbagai situasi.
Lantas, bagaimana Primbon Jawa mengidentifikasi potensi hari apes bagi weton tertentu, terlepas dari kategori pancasuda yang positif?
Lantas, hari apa saja yang berpotensi menjadi hari apes?
Artikel Terkait
Cirebon Naikkan PBB Nyaris 1000%, Pati 250% Saja Sudah Geger Geden—Netizen Serukan Pati Part 2
Ibnu Khaldun Sudah Ingatkan 600 Tahun Lalu! Pajak Tinggi Bikin Negara Runtuh, PBB Naik Ugal-Ugalan Kas Tetap Kosong
Prabowo Ingatkan: Indonesia Bisa Jatuh Jadi Negara Gagal dan Merugi Gara-Gara Ini!
Pajak Haram Sebagian Ulama Membolehkan, Sri Mulyani Samakan dengan Zakat, Rakyat Bayar, Pejabat Foya-Foya — Gimana Tidak Sakit Hati?
Prabowo: Silakan yang di Luar Pemerintahan, Kita Butuh Kritik – Meski Menyesakkan, Jangan Pernah Berhenti Kritik!
Kawunganten Pecah! Kirab Harmoni Kemerdekaan MI Al Hikmah 01 Bikin Jalan Desa Penuh Sesak, Ribuan Warga Tumpah Ruah Sorak Sorai!
Menteri PPPA Kecam Tragedi Cilacap: Anak Jadi Korban Kekerasan Ibu Kandung dan Pasangannya, Bukti Perlindungan Anak Masih Rapuh
Ayah Biadab Tanpa Nurani di Kesugihan, Cilacap Diduga Menghamili Anak Kandungnya, Penyintas Kini Hamil 8 Bulan
Wakil Bupati Cilacap Ammy Amalia Fatma Surya Turun Tangan, Dampingi Korban Dugaan Perkosaan Ayah Kandung di Kesugihan
Menguak Potensi Hari Apes Weton Minggu Pahing: Sebuah Panduan dari Primbon Jawa