Ivoknews.com - Gus Baha mempelajari kitab karya Muhammad Asad Syihab yang mengupas tentang Kiai Hasyim Asy’ari. Baginya sangat aneh bila ada santri Tebuireng yang tidak paham kepribadian dan semangat juang dari Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari.
Bahkan secara langsung Gus Baha’ mewaqafkan kitab bernama Wadli’ Lubnat Istiqlali Indunisya tentang Mbah Hasyim ini kepada santri Tebuireng. Ia juga mendiskusikan hal ini kepada Pengasuh Tebuireng KH Salahuddin Wahid agar kitab karya tokoh Lebanon ini dikaji di Tebuireng secara rutin.
“Saya berharap kitab ini dikaji di sini, santri Tebuireng harus baca ini. Saya tinggal kitab saya di sini beserta catatannya,” ujar Gus Baha yang dikutip ivoknews.com pada channel youtube @TebuirengOfficial.
Baca Juga: Hari Santri 2022, Gus Baha Sampaikan Pesan Penting Ini....
Lanjut Gus Baha’, ketika Kiai Hasyim berada di Mekkah, tokoh Pendiri Pesantren Tebuireng ini lah yang mengumpulkan para delegasi dari berbagai negara untuk merumuskan konsep bela negara melawan kolonialisme.
“Tebuireng adalah tempat perjuangan agama dan bangsa yang sudah mendunia sejak awal berdirinya, sebagaimana kisah Mbah Hasyim yang termaktub dalam kitab ini,” tambahnya.
Selain itu Gus Baha’ menjelaskan bahwa kehebatan mantan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diturunkan dari sang kakek Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari.
Hal ini bisa dilacak lewat Kitab Asy-Syaikh Hasyim Asy’ari: Wadli’ Lubnat Istiqlali Indunisya (Syaikh Hasyim Asy’ari; Penaruh Pondasi Kemerdekaan Indonesia) karya Muhammad Asad Syihab. Gus Baha’ dalam acara ini juga membawa langsung kitab tersebut dan membaca beberapa keistimewaan KH Hasyim Asy’ari di hadapan keluarga besar Mbah Hasyim dan puluhan ribu jamaah.
Di kitab tersebut dijelaskan bagaimana Kiai Hasyim tidak memaksa seseorang untuk masuk Islam. Tapi pendiri Nahdlatul Ulama itu meminta seseorang tersebut untuk mempelajari hingga yakin baru masuk Islam. Hal lain tergambar juga dalam karakter Gus Dur yang tidak memaksa orang dalam beragama.
Baca Juga: Budaya Weton yang di Anggap Dapat Merenggangkan Hubungan Orang Tua dan Anak
Pada tahun 1930-an Kiai Hasyim sering menerima tamu-tamu dari luar negeri, salah satunya yaitu Orientalis dari German. Kedatangnya untuk berdiskusi panjang dengan Kiai Hasyim. Karena keluasan wawasan dan kemodern cara berpikir Kiai Hasyim akhirnya orang Jerman ini masuk Islam tanpa paksaan.
Dalam diskusi, Kiai Hasyim sanggup berbicara lewat logika lawan bicara lalu memasukkan pemikirannya secara pelan tanpa paksaan. Sehingga lawan bicaranya merasa nyaman.
Selain itu, menurut Gus Baha’ berdasarkan kitab di atas juga disebutkan bahwa KH Hasyim Asy’ari punya pergaulan yang luas hingga mancanegara. Ini juga ditiru Gus Dur yang punya begitu banyak teman dan sahabat baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Baca Juga: Inilah Alasan Gus Baha Lebih Takut Kepada Santri Daripada Isteri
Artikel Terkait
Hukum Puasa Weton Bagi Umat Muslim Menurut Buya Yahya, Ini Penjelasannya
Gagal Menikah Karena Perhitungan Weton, Ini yang Harus Dilakukan
Budaya Weton yang di Anggap Dapat Merenggangkan Hubungan Orang Tua dan Anak
Cerita Barokah Santri yang Tidak Tamat Mondok, Jadi Orang Terkenal di Korea
Wajib Tau! Pesan Gus Baha Pentingnya Ngaji Sorogan Bagi Santri
Inilah Alasan Gus Baha Lebih Takut Kepada Santri Daripada Isteri
Alasan Gus Baha Menjadi Santri Kesayangan KH. Maimoen Zubair, Apakah Hanya Cerdas Saja?
Spesial Hari Santri 2022 Gus Baha Menyampaikan Santri Itu Harus Jadi Subjek Bukan Objek
Hari Santri 2022, Gus Baha Menyampaikan Kunci Surga itu Sudah Kita Pegang, Tinggal Masuk Saja
Hari Santri 2022, Gus Baha Sampaikan Pesan Penting Ini....